OF-UK Indonesia bersama dengan SKW II BKSDA Kalimantan Tengah kembali melakukan pelepasliaran orang utan di kawasan Suaka Margasatwa Lamandau (SML), pada Selasa, 17 Mei 2022. Orang utan tersebut merupakan hasil rescue yang dilakukan pada dua hari sebelumnya, di Desa Batuah, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Menurut penuturan warga, orang utan tersebut telah memasuki salah satu perkebunan warga selama tiga hari.

Sebelumnya pada Senin, 15 Mei 2022, OF-UK Indonesia bersama tim Wildlife Rescue Unit (WRU) SKW II BKSDA Kalimantan Tengah bergerak ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan evakuasi seperti yang telah diinformasikan masyarakat sebelumnya. Setelah persiapan selesai, tim melakukan evakuasi dengan menembak bius orang utan tersebut.
“Sebenarnya orang utan ini sudah terlihat selama bertahun-tahun. Suka datang dan pergi. Sudah ada tiga harian makan nangka dan nanas di kebun salah satu warga,” Cerita Pak Idrus. Pak Idrus merupakan salah satu warga desa yang melaporkan adanya orang utan kepada Pak Muriansyah, staff SKW II BKSDA Kalteng yang bertugas di Sampit.

Setelah berhasil dievakuasi, tim melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap orangutan tersebut. Dari hasil pemeriksaan diketahui orang utan tersebut berjenis kelamin jantan dengan berat lima puluh lima kilogram. Tim juga menemukan adanya delapan peluru senapan angin, serta banyak luka di kaki orang utan tersebut karena terakhir ditemukan di vegetasi rotan. Untuk mencegah adanya infeksi, dokter hewan OF-UK Indonesia memberikan semprotan antiseptik pada lukanya. Banyaknya kerumunan masyarakat yang menyaksikan evakuasi tersebut, membuat tim memutuskan untuk mengeluarkan peluru yang bersarang pada Batuah, nama yang diberikan untuk orang utan hasil evakuasi, pada keesokan harinya di kantor SKW II BKSDA Kalimantan Tengah.
Pemeriksaan terhadap Batuah kembali dilanjutkan di kantor SKW II BKSDA Kalimantan Tengah pada 16 Mei 2022. Pada pemeriksaan kali ini tim berusaha untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di tubuh Batuah dan memastikan kondisinya dalam keadaan baik sebelum dilepasliarkan kembali di SML pada 17 Mei 2022.Orang utan merupakan satwa ikonik, karena merupakan satwa endemik Indonesia. Habitat orang utan yang semakin sempit dan pakan di hutan tidak mencukupi, memaksa mereka untuk keluar dari hutan tempat tinggal mereka. Namun, umumnya berakhir dengan adanya konflik antara manusia dan orang utan, karena orang utan dipandang sebagai hama oleh manusia. Cara terbaik untuk menjaga populasi orang utan adalah dengan menjaga habitatnya. Mari kita jaga rumah orang utan, satu-satunya primata jenis kera besar di Asia.
