Berbagai satwa menggantungkan kehidupannya pada ekosistem hutan. Mulai dari hewan kecil seperti serangga sampai dengan mamalia besar. Dilansir dari Mongabay kehilangan habitat menduduki ranking tertinggi sebagai ancaman serius bagi kematian spesies dan keanekaragaman hayati di dalam hutan, kehilangan habitat memiliki kontribusi 85% atas hilangnya berbagai jenis spesies.
Bayangkan saja jika hutan yang luas perlahan semakin menyempit, tentu satwa akan kehilangan rumah dan makanannya. Alasan ini menjadikan mereka harus berpindah mencari tempat tinggal yang aman dan sumber makanan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Namun, tak jarang saat proses perpindahan ini ada satwa yang justru masuk ke pemukiman atau kebun penduduk untuk mencari makanan. Hal ini tentu saja membahayakan manusia dan satwa liar itu sendiri, karena dapat terbunuh oleh manusia.
Satwa liar yang masuk ke perkebunan warga akan dianggap sebagai hama yang akan merusak tanaman. Kehilangan rumah, kelaparan serta tidak mempunyai tempat tujuan bisa saja berujung pada kematian satwa yang tempat tinggalnya rusak. Indonesia yang terkenal sebagai firdaus untuk flora dan fauna, akan mengalami penurunan angka populasi keduanya karena habitat loss atau kehilangan habitat. Hilangnya ruang hidup bagi penghuni hutan berpotensi menyeret mereka kepada kepunahan yang lebih cepat.
Selain karena faktor alami, tingkah laku manusia juga bisa merusak hutan yang merupakan habitat bagi bermacam satwa dan tumbuhan. Kebakaran hutan karena kesengajaan manusia, mampu membuat kerusakan hutan yang masive karena api yang membakar pepohonan di hutan secara masal. Perambahan hutan merupakan pengalihan fungsi hutan oleh masyarakat menjadi pemukiman ataupun perkebunan. Jika dibiarkan, hal ini tentu akan merusak hutan dan mengubah fungsi hutan sebagai tempat hidup berbagai satwa dan tumbuhan. Masalah penebangan hutan secara liar yang masih terjadi juga merupakan faktor yang dapat merusak dan mengurangi fungsi hutan.
Eksploitasi hutan secara berlebihan oleh oknum-oknum tertentu untuk meraup keuntungan akan memperparah kerusakan hutan. Keseimbangan ekosistem hutan akan terganggu dan akan menimbulkan dampak buruk bagi penghuni hutan maupun manusia sendiri.
Langkah yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati yang kita miliki, yaitu dengan mencegah fragmentasi hutan, tidak melakukan tindak pidana kehutanan, dan membangun kesadaran diri tentang pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati.