Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh staff Stasiun Penelitian Pondok Ambung bersama dengan staff Balai TN Tanjung Puting adalah pemasangan kamera trap di sekitar lokasi Stasiun Penelitian Pondok Ambung yang berada di kawasan TN Tanjung Puting. Kamera trap adalah jenis kamera yang dilengkapi sensor gerak dan sensor panas dan atau termal yang dapat digunakan untuk merekam keberadaan satwa liar yang ada di kawasan tertentu.
Salah satu peran kamera trap yang dipasang di sekitar Stasiun Penelitian Pondok Ambung adalah untuk memantau kehidupan satwa liar, populasi serta perilaku mereka di habitatnya. Kamera trap telah lama digunakan untuk monitoring satwa liar yang ada di wilayah tertentu dan dalam upaya konservasi satwa liar. Sensor pada kamera trap akan aktif ketika ada objek bergerak dan atau ada objek yang memiliki suhu berbeda dengan lingkungan area cakupan sensor.
Kijang merupakan salah satu satwa liar yang tertangkap kamera trap sedang beraktifitas di sekitar Stasiun Penelitian Pondok Ambung. Kijang termasuk kelompok rusa yang tergabung dalam genus Muntiacus. Kijang dianggap jenis rusa tertua, satwa ini sudah ada sejak zaman purba sekitar 15 hingga 35 juta tahun lalu.
Kijang tidak mengenal musim kawin. Satwa ini kawin secara poligami, dengan kata lain satu jantan bisa kawin dengan banyak betina. Masa kehamilan kijang betina sekitar 180 hari. Ketika induk kijang melahirkan, berat badan anak kijang berkisar antara 500-650 gram.
Kijang merupakan pelari yang lincah. Diukur dari kepalanya, panjang tubuh kijang 89-135 cm. Berat badan kijang rata-rata sekitar 35-45 kg. Ekor kijang berukuran 12-23 cm. Saat merasakan kedatangan predator, satwa ini dapat mengeluarkan suara yang mirip dengan gonggongan anjing. Gonggongan ini selain untuk mengusir predator juga sebagai peringatan tanda bahaya. Waktu berlangsungnya gonggongan ini dapat mencapai lebih dari satu jam
