Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) dan International Orangutan Day atau Hari Orang Utan Sedunia merupakan hari peringatan lingkungan hidup yang ada di bulan Agustus. Peringatan kedua hari lingkungan hidup tersebut banyak dimanfaatkan, baik oleh berbagai instansi pemerintah, maupun swasta dan penggiat lingkungan untuk meningkatkan dan mengedukasi masyarakat pentingnya konservasi alam dan satwa liar bagi kesejahteraan masyarakat.
Sebagai upaya mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga keanekaragaman hayati, kawasan konservasi dan lingkungan hidup, OF-UK Indonesia, BKSDA Kalimantan Tengah dan Balai TN Tanjung Puting mengadakan Kemah Konservasi “Bumiku, Tanggung Jawabku.” Kegiatan ini diikuti oleh tiga puluh orang siswa/i sekolah yang berasal dari lima Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Kotawaringin Barat. Kemah Konservasi digelar selama dua hari satu malam tanggal 27-28 Agustus 2022 di Kantor Manggala Agni Daops Pangkalan Bun.
Selama mengikuti kegiatan, peserta mendapatkan pengetahuan dasar tentang konservasi dari narasumber yang kompeten yang berasal dari Balai TN Tanjung Puting, SKW II BKSDA Kalimantan Tengah, Manggala Agni Daops Pangkalan Bun, Wildlife Whisperer of Sumatra, OF-UK Indonesia dan Basarnas. Tidak hanya teori, namun narasumber juga mengajak peserta untuk melakukan praktik dari penjelasan yang telah mereka dapatkan di dalam kelas.
Adapun rangkaian kegiatan pada Kemah Konservasi “Bumiku, Tanggung Jawabku” adalah pembukaan, penyampaian materi, diantaranya dasar-dasar kepemimpinan, pengenalan karhutla, kehutanan umum, reforestasi, wildlife photography & bird watching, P3K dan SAR, pertunjukan seni oleh peserta serta penutupan. Meskipun saat kegiatan berlangsung terjadi hujan, namun hal ini tidak menghalangi semangat peserta untuk tetap fokus mengikuti rangkaian kegiatan sampai akhir acara.
Kemah konservasi merupakan wahana yang tepat sebagai sarana pembelajaran yang bermuatan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Kegiatan kemah konservasi tidak hanya selesai saat tenda sudah dibongkar, namun peserta masih harus mengikuti tahapan selanjutnya untuk menjadi kader konservasi. Diharapkan mereka akan menjadi pelopor dan penggerak upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Selain itu mereka juga diharapkan dapat berperan aktif dalam menumbuhkembangkan gerakan upaya konservasi sumber daya alam di tengah masyarakat.