Timtom merupakan salah satu orang utan betina yatim piatu yang saat ini sedang mengikuti program soft release di Camp JL Suaka Margasatwa Lamandau. Bersama dengan tiga temannya, yaitu Adib, Boy, dan Mona, Timtom rutin dilatih kemampuan bertahan hidup seperti memanjat, membuat sarang dan mencari makan.
Cerita Timtom dimulai pada 2016 silam, saat Balai KSDA Kalimantan Tengah bersama OF-UK Indonesia menerima penyerahan orang utan Timtom dari warga. Nasibnya tak jauh berbeda dari teman-temannya. Timtom juga dijadikan hewan peliharaan oleh warga setempat. Saat diserahkan, Timtom masih berusia 9 bulan. Di usia yang semuda itu, orang utan pada umumnya masih sangat erat menempel dengan induknya.
Timtom itu awalnya ditempatkan di Camp Rasak. Sayangnya, kondisi Camp Rasak dinilai tidak memungkinkan untuk dijadikan tempat bermain dan berlatih bagi Timtom. Akhirnya staf memutuskan untuk memindahkannya ke Camp JL yang saat itu baru saja selesai direnovasi dan memiliki satu kandang kosong yang siap ditempati.
Kehilangan induknya sejak kecil membuat Timtom sempat menunjukkan tingkah laku tidak percaya diri saat mulai ditempatkan di Camp JL. Beruntungnya, kini Timtom sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Hampir setiap hari dalam seminggu staf lapangan akan membawanya ke hutan untuk berlatih keterampilan bertahan hidup. Boy, sang orangutan jantan yang lebih tua 18 bulan darinya, sering dijadikan pasangan Timtom ketika dibawa ke hutan. Yang menarik, meski ada Boy yang menemaninya, Timtom sering kali memilih untuk bermain dan mencari makan sendirian.
Menurut Reintroduction Manager Pak Azhari, ternyata Timtom sejak kecil memang suka bermain sendiri. Kemungkinan yang membuat Timtom nyaman untuk bermain sendiri adalah karena ia lebih familiar dengan manusia. Mengingat Timtom mulai berinteraksi dengan manusia sejak dirinya masih sangat kecil, berbeda dengan orang utan lainnya.
Salah satu kemampuan Timtom yang patut diacungi jempol adalah kemampuan memanjatnya. Tapi, Timtom lagi-lagi menjadi sedikit berbeda dibandingkan dengan teman-temanya. Diantara orang utan yang lain, hanya ia orangutan yang suka menghabiskan waktunya di tanah, apalagi ketika sudah kelelahan.
Dari hasil observasi, Timtom biasanya akan mengeluarkan energi dengan bermain di atas pohon selama beberapa jam pertama. Ketika matahari mulai beranjak naik, ia dengan cepat akan turun dari pohon dan melanjutkan waktu mainnya di tanah.
Saat hari sedang panas, Timtom yang sudah paham betul dimana lokasi genangan air akan segera pergi ke situ untuk mendinginkan diri. Hal yang sering Timtom lakukan adalah memasukkan tangannya ke genangan air untuk mengambil lumpur lalu menuangkan lumpur tersebut ke kepala hingga mukanya tertutup sempurna oleh lumpur. Lucu ya temankOU!
Namun, Terlepas dari kemampuan memanjatnya yang baik, staf menilai Timtom masih butuh banyak waktu sebelum bisa dilepasliarkan. Apalagi ia belum mulai melatih keterampilan membuat sarang. Begitupula dengan orangutan lainnya.
Selain itu, staf juga berharap Timtom kedepannya akan lebih mandiri lagi, karena saat ini ia punya hubungan yang erat dengan manusia yang sering ada di sekitarnya.
Apapun yang terjadi, Timtom pastinya akan terus mendapatkan dukungan dan kasih sayang yang tulus dari para staf yang menjaganya. Semoga Timtom akan segera menjadi kandidat yang pantas lulus dari program soft-release ini, agar bisa mendapatkan kesempatan kedua untuk merasakan hidup bebas di alam liar.